JAYAPURA – Pansus PON XX & PPN XVI mengunjungi puluhan mama-mama pengrajin noken yang berasal dari Mepago, Kamis (30/9/21).

Anggota Pansus PON XX & PPN XVI, Natan Pahabol mengatakan, tujuan mereka mengunjungi mama-mama pengrajin noken asal Mepago karena mama-mama pengrajin noken tersebut belum difasilitasi dalam perhelatan PON nanti.

“Mereka melakukan perjalanan dari Nabire ke Jayapura sendiri tanpa dibantu darimana pun. Kami dapat informasi tersebut makanya kami datang kesini mendatangi mereka,” katanya.

Dari hasil diskusi, Natan beberkan bahwa mama-mama pengrajin noken tersebut memiliki noken dengan berbagai jenis seperti kulit kayu dan anggrek serta berjumlah lebih dari 1.600 noken. “Mereka datang bawa noken dari Nabire yaitu Deiyai, Dogiayi dan Paniai. Jadi dari Kabupaten-kabupaten itu, ibu-ibu sekarang tinggal di kontrakan yang dibiayai sendiri di kampkey,” beber Natan.

Ia berharap, mama-mama pengrajin noken bisa mendapat tempat berjualan yang layak di venue-venue PON dan tempat-tempat strategis lainnya. “Bukan ditanah, bukan di trotoar, noken ini harga diri dan identitas. Para atlit dan tamu-tamu dari luar pasti mencari keaslian dari Papua salah satunya noken, maka atlit yang hadir kami harap wajib membeli noken,” harapnya.

Selain itu Natan berharap PB PONĀ  juga dapat membeli setengah dari hasil karya mama-mama pengrajin noken untuk dijadikan cenderamata kepada atlit atau official serta memberi tempat yang layak bagi para pengrajin noken. “Jangan PB PON gunakan ukiran-ukiran atau hiasan dari luar Papua tetapi betul-betul original dari Papua. Kami pun Pansus hari ini membeli noken-noken tersebut, ini menunjukkan bahwa kita tidak menunggu tapi mulai dari kami,” harapnya lagi.

Dalam pertemuan tersebut juga Pansus PON XX & PPN XVI menghadirkan Koordinator Bidang Sosial & Ekonomi PB PON Provinsi Papua, Moses Yamungga untuk berdiskusi sekaligus mencari solusi tentang fasilitas yang dibutuhkan mama-mama pengrajin noken asal Mepago.

“Nanti 1 orang yang bertugas sebagai koordinator tolong didata jumlah mama-mama ada berapa orang, jumlah produk yang dibawa ada berapa banyak, lalu serahkan data kepada kami agar kami alokasikan tempatnya,” ujarnya.

Moses jelaskan, awalnya telah disediakan tempat berjualan untuk masing-masing wilayah adat dan ditempatkan di area Stadion Utama Lukas Enembe, tetapi karena tenda adat Mepago tidak terisi juga hingga beberapa hari, maka tenda tersebut digunakan oleh pihak lain.

“Maka nanti dibuatkan didata dan dibuatkan id card dulu, kami akan alokasi tempat di venue-venue yang ramai agar produknya cepat terjual,” jelas Moses.

Sementara itu, Koordinator mama-mama pengrajin noken asal Mepago, Roberta Muyapa memberi apresiasi atas pertemuan bersama Pansus PON XX & PPN XVI dan Bidang Sosial & Ekonomi PB PON.

“Kami berterima kasih, akhirnya telah mendapat solusi untuk mama-mama dari Mepago. Mereka ke Jayapura dengan inisiatif sendiri, pakai uang sendiri jadi sangat disayangkan kalau tidak difasilitasi tempat untuk menjual noken,” tuturnya.

Diketahui, jumlah mama-mama pengrajin noken sendiri ada 15 orang dan jumlah noken setelah dikumpulkan berjumlah 1.659 noken. (FA)