Momentum Hari Anti Korupsi Sedunia, Solidaritas Pemuda Desak Aparat Segera Berantas KKN di Tanah Papua

0
143
Solidaritas Pemuda Lawan Korupsi saat serahkan pernyataan sikap kepada Anggota Komisi I DPR Papua di Gedung DPR Papua, Kamis 9 Desember 2021. (foto TA).

Jayapura, BPT.com, – Solidaritas Pemuda Lawan Korupsi melakukan audiensi bersama Anggota Komisi I DPR Papua Bidang Pemerintahan, Politik, Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) Laurenzus Kadepa dan Elvis Tabuni di ruang Komisi I DPR Papua, bertepatan dengan Hari Anti Korupsi se Dunia, Kamis 9 Desember 2021.

Dalam audensi itu, Solidaritas Pemuda Lawan Korupsi mendesak agar aparat penegak hukum untuk segera memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang terjadi di Tanah Papua.

“Hari ini, bertepatan degan Hari Anti Korupsi se Dunia, 9 Desember 2021 ini, ya kami sebagai pemuda penerus dan pemegang tanggungjawab ‘estafet’ pembangunan di Tanah Papua menyatakan sikap pertama, siapapun yang bekerja di Tanah Papua ini, Stop Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Mari bersama-sama kita selamatkan pemimpin Papua dan bangun Papua dengan hati nurani,” tegas Penanggungjawab Audiensi Alexander Gonsalves Gobay, ketika membacakan pernyataan sikap mereka, sebelum diserahkan kepada Komisi I DPR Papua.

Lanjut Alexander, pernyataan kedua yaitu Solidaritas Pemuda Lawan Korupsi juga mengutuk dan mengecam keras tindakan serta praktek-praktek KKN yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar oleh siapapun yang sedang berkarya di Bumi Cendrawasih ini.

Ketiga, kata Alex Gobay, Solidaritas Pemuda Lawan Korupsi mendukung dan mengapresiasi lembaga-lembaga seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komis Pemberantasan Korupsi (KPK) dan sebagainya yang selalu aktif memeriksa, mengaudit serta melaporkan pengelolaan keuangan di lingkungan Pemprov Papua dan kabupaten/kota se Papua.

Keempat, Solidaritas Pemuda Lawan Korupsi mendukung semua kebijakan pemerintah yang bebas dari praktek KKN di seluruh Tanah Papua pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“Jika korupsi adalah kejahatan luar biasa yang harus dihadapi dengan cara luar biasa dan melibatkan seluruh elemen masyarakat di Indonesia, khususnya di Tanah Papua,” tegas Alexander.

Alexander menambahkan, jika merujuk ke Tanah Papua, untuk melawan tindakan praktek KKN juga kerapkali mewarnai berbagai bidang kehidupan sehari-hari, terutama praktek-praktek kotor yang berakibat menciptakan jarak tak tentu untuk mendekati Visi Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera yang diimpikan bersama.

“Jadi, dalam momentum Hari Anti Korupsi se Dunia ini, kami ajak semua pihak di Papua untuk mengutamakan kejujuran agar dapat dirasakan masyarakat. Tapi soal korupsi ini, saya pikir sudah menjamur,” cetusnya.

Alexander dan rekan-rekannya mengajak semua pihak termasuk DPR Papua untuk mengkampanyekan lawan korupsi, apalagi lembaga ini bertugas menjalankan fungsi pengawasan, sehingga bisa meminimalisir terjadinya indikasi korupsi.

“Penegakkan hukum baik kepolisian, kejaksaan dan KPK harus tegas berantas korupsi. Jangan korupsi ini dibiarkan, agar ada efek jera,”tandasnya.

Sementara Anggota Komisi I DPR Papua, Elvis Tabuni juga mendukung upaya pemberantasan praktek KKN di Tanah Papua. Pihaknya pun menerima aspirasi tersebut untuk diteruskan kepada pimpinan agar ditindaklanjuti.

“Mari hilangkan budaya korupsi ini di Tanah Papua. Jangan sampai dianggap biasa dan makin merajalela. Mestinya, harus lebih tegas lagi seperti China, sehingga benar-benar bisa memberikan efek jera bagi pelaku korupsi,” tegas Elvis.

Elvis berharap apapun program dan kegiatan pemerintah, tidak boleh dikorupsi agar rakyat Papua bisa merasakan pembangunan hingga di pelosok.

“Bahkan, penegakkan hukum terhadap kasus korupsi ini harus dilakukan agar rakyat bisa makmur dan Negara juga harus ke depankan agar korupsi ditindak dengan keras dan tegas,” tandas Elvis Tabuni.

Senada dengan Elvis Anggota Komisi I DPR Papua, Laurenzus Kadepa juga menegaskan bahwa koruptor adalah musuh bersama, karena korupsi adalah kejahatan.

“Bicara konteks Papua, saat ini kita hanya bicara politik, sementara isu korupsi tenggelam dengan isu konfilk yang terjadi. Memang konflik penting, tapi penegakkan hukum terhadap korupsi harus berjalan. Jadi keduanya harus ditangani bersama, karena kedua masalah itu sangat besar di Papua,” jelasnya.

Kadepa mensinyalir jika banyak pihak yang diduga justru memanfaatkan konflik ini untuk melakukan korupsi atau cari pangkat dan lainnya.

“Jadi, kita sebagai pemuda dan mahasiswa, kita harus serius terhadap kedua masalah itu. Tidak berat ke satu masalah saja. Untuk itu, pada momentum peringatan Hari Anti Korupsi se Dunia ini, usulan adek-adek terhadap penegakkan hukum kasus dugaan korupsi di Papua, yang meminta semua lembaga dan khusus DPR Papua untuk meningkatkan sosialisasi atau fungsi pengawasan untuk meminimalisir korupsi,” pungkas Kadepa. (TA).